Resensi Harry Potter and Deathly Hallows (part 2)


B

Resensi Harry Potter and Deathly Hallows (part 2)

Setelah selama satu
bulan memata-matai
Kementerian Sihir,
ketiganya berhasil
mengambil Horcrux
dari Umbridge.
Dalam prosesnya,
tempat
persembunyian
mereka diketahui
dan terpaksa
melarikan diri ke
daerah terpencil,
berpindah dari satu
tempat ke tempat
lain, dan tidak dapat
lama tinggal di suatu
tempat.
Dalam waktu
beberapa bulan
berpindah-pindah,
mereka mendengar
bahwa pedang
Godric Gryffindor
sebenarnya adalah
palsu, dan ada yang
melakukan sesuatu
terhadap pedang
aslinya. Dari Phineas
Black, Harry
mendapatkan bahwa
pedang itu terakhir
kali digunakan
Dumbledore untuk
menghancurkan
salah satu Horcrux,
Cincin Gaunt. Ron
kemudian berselisih
paham dengan
Harry, dan pergi
meninggalkan Harry
dan Hermione.
Harry dan Hermione
kemudian pergi ke
Godric’s Hollow
untuk mencari tahu
apakah Dumbledore
telah meninggalkan
pedang itu di sana.
Di Godric’s Hollow,
keduanya
mengunjungi
tempat pemakaman
keluarga di mana
keluarga Potter dan
Dumbledore
dikuburkan. Di
Godric ’s Holow,
mereka juga
menemui Bathilda
Bagshot, seorang
kawan lama
Dumbledore yang
mengarang buku
Sejarah Sihir. Di
rumah Bagshot
mereka menemukan
gambar penyihir
hitam Grindelwald,
sanak Bagshot, yang
pada masa lalu
adalah kawan masa
kecil Albus
Dumbledore.
Namun demikian,
ternyata mereka
terperangkap, karena
“ Bagshot” itu
merupakan
penjelmaan ular
Voldemort, Nagini.
Mereka berhasil
melarikan diri dari
Voldemort, tetapi
tongkat sihir Harry
hancur dalam
kejadian itu.
Dalam pelarian
mereka, Harry
akhirnya
menemukan bahwa
pedang Godric
Gryffindor
tersembunyi di
sebuah kolam beku
di tengah sebuah
hutan. Ia menyelam
ke dalamnya dan
mendapati pedang
dan kalung liontin
Horcrux Voldemort.
Kalung itu mencoba
mencekik Harry dan
hampir
menenggelamkannya
hingga mati kalau
tidak ditolong oleh
Ron yang kembali.
Keduanya
menghancurkan
Horcrux dengan
pedang itu.
Ketiganya kemudian
berbicara kepada
Xenophilius
Lovegood , ayah
Luna Lovegood, dan
menanyakan kepada
mereka mengenai
lambang
Grindelwald yang
telah berkali-kali
muncul selama
perjalanan mereka.
Di rumah Lovegood,
Harry, Ron, dan
Hermione
mendapatkan kisah
penyihir kuno
mengenai tiga
bersaudara yang
mengalahkan
kematian, dan
masing-masing
mendapatkan benda
sihir sebagai hasilnya
– tongkat sihir yang
tak terkalahkan (Elder
Wand—tongkat sihir
tetua), batu sihir
yang dapat
menghidupkan
kembali yang telah
mati ( Resurrection
Stone—batu
kebangkitan), dan
Jubah Gaib (jubah
tembus pandang)
yang tidak lekang
oleh waktu. Harry
menyadari bahwa
jubah yang
dimilikinya adalah
adalah Jubah Gaib,
dan segera
menemukan bahwa
Lovegood telah
berkhianat dan
menyerahkan
mereka ke
Kementerian. Luna,
putrinya, telah
ditawan dan
Xenophilius berpikir
untuk menyerahkan
Harry Potter sebagai
ganti tawanan.
Ketiganya
meloloskan diri dan
berpikir untuk
mengumpulkan
ketiga benda sihir
Deathly Hallows,
untuk mengalahkan
Voldemort.

Post a Comment

0 Comments