Resensi Harry Potter and Deathly Hallows (part 3)





Resensi Harry Potter and Deathly Hallows (part 3)


Harry, Ron, dan
Hermione kemudian
tertangkap dan
dibawa ke rumah
Malfoy. Di sana,
Hermione disiksa
dan diinterogasi oleh
Bellatrix Lestrange
untuk mengetahui
bagaimana mereka
memperoleh pedang
Godric Gryffindor,
karena ia berpikir
bahwa mereka telah
mencurinya dari
lemari besinya di
Gringotts. Di bawah
tanah, Harry dan
Ron dipenjarakan
bersama-sama
dengan Dean
Thomas, goblin
Griphook, pembuat
tongkat sihir
Ollivander, dan Luna
Lovegood. Harry
berusaha mencari
pertolongan dan
Dobby muncul
untuk
menyelamatkannya.
Dalam usaha
meloloskan diri,
mereka dihadang
Wormtail yang
kemudian terbunuh
karena tercekik oleh
tangan perak
Wormtail yang
dibuat Voldemort
tanpa berhasil
ditolong oleh Ron
dan Harry. Mereka
berdua kemudian
menolong Hermione
dengan bantuan
Dobby, yang tewas
dibunuh oleh
Bellatrix.
Harry dan kedua
sahabatnya
kemudian berusaha
mencari rencana
baru. Ia menanyai
Ollivander mengenai
Elder Wand dan
mendapati bahwa
pemilik terakhirnya
adalah Dumbledore.
Ia berusaha untuk
mencegah
Voldemort
mengambilnya dari
makam
Dumbledore.
Dibantu Griphook,
Hermione
menyamar sebagai
Bellatrix Lestrange
dan bersama-sama
Harry dan Ron
memasuki lemari
besi Bellatrix di Bank
Gingrott’s. Di sana
mereka menemukan
satu lagi Horcrux,
piala Hufflepuff.
Griphook kemudian
mengkhianati
mereka dan
melarikan diri dan
mencuri pedang
Godric Gryffindor.
Harry, Ron, dan
Hermione berhasil
melarikan diri, tetapi
Voldemort
menyadari bahwa
mereka mencari
Horcrux-
Horcruxnya.
Harry mendapatkan
penglihatan segera
setelah pelarian
mereka; ia dapat
melihat melalui mata
Voldemort dan
mengetahui
pikirannya.
Voldemort telah
mendatangi tempat-
tempat Horcurxnya
disembunyikan dan
mengetahui bahwa
mereka telah lenyap
dan hancur. Secara
ceroboh, Voldemort
mengungkapkan
bahwa Horcrux
terakhir berada di
Hogwarts. Ketiganya
segera pergi ke
Hogsmeade untuk
mencari jalan masuk
ke sekolah
Hogwarts. Di
Hogsmeade, mereka
disudutkan oleh para
Pelahap Maut dan
diselamatkan oleh
Aberforth
Dumbledore.
Aberforth membuka
jalan terowongan ke
Hogwarts di mana
mereka disambut
oleh Neville
Longbottom. Setelah
menyelamatkan jiwa
Draco Malfoy, Harry
menemukan
Mahkota Ravenclaw
tersembunyi di
Kamar Kebutuhan
dan benda itu
dihancurkan.
Di Shrieking Shack,
mereka mendapati
Voldemort
membunuh Severus
Snape dengan
tujuan untuk
mentransfer
kekuatan Elder Wand
kepada dirinya
sendiri. Dalam
sekaratnya, Snape
memberikan
memorinya kepada
Harry. Dari memori
itu terungkap bahwa
Snape berada di sisi
Dumbledore,
didorong dengan
cinta seumur
hidupnya kepada Lily
Potter. Snape telah
diminta Dumbledore
untuk membunuh
dirinya jika
situasinya
mengharuskan
demikian; karena
bagaimanapun juga
hidupnya tidak akan
lama lagi akibat
kutukan yang
terdapat di Horcrux
Cincin Gaunt.
Selanjutnya,
terungkap pula
bahwa Harry adalah
Horcrux terakhir
Voldemort, dan ia
harus mati juga
sebelum Voldemort
dapat dibunuh.
Pasrah akan
nasibnya, Harry
mengorbankan diri
dan Voldemort
melancarkan
kutukan untuk
membunuhnya.
Tapi alih-alih
membunuh Harry,
kutukan itu malah
menghancurkan
bagian dari jiwa
Voldemort yang
terdapat di
tubuhnya. Pada
akhirnya, setelah
Nagini dibunuh oleh
Neville, Voldemort
kemudian terbunuh
setelah mencoba
menggunakan
Kutukan pembunuh
Avada Kadavra
terhadap Harry.
Kutukan itu berbalik
menyerang
Voldemort sendiri
oleh Elder Wand.
Dalam kisah di akhir
buku, pada tahun
2017, 19 tahun
setelah Pertempuran
di Hogwarts, Harry
dan Ginny Weasley
telah memiliki tiga
anak bernama
James, Albus
Severus, dan Lily.
Neville Longbottom
telah menjadi guru
Herbologi di
Hogwarts. Ron dan
Hermione telah
memiliki dua anak
bernama Rose dan
Hugo. Draco Malfoy
memiliki anak
bernama Scorpius.
Mereka seluruhnya
bertemu di stasius
kereta api King ’s
Cross, untuk
mengantar anak-
anak mereka
bersekolah ke
Hogwarts. Di sana
diungkapkan bahwa
bekas luka Harry
tidak pernah sakit
lagi setelah kekalahan
Pangeran Kegelapan.

Post a Comment

0 Comments